Minggu, 15 Februari 2015

Kopling

SISTEM KOPLING MANUAL
 (CLUTCH SYSTEM)
Sistem Kopling
Kopling adalah bagian dari sistem pemindah daya (power train) yang berfungsi untuk memutus dan menghubungkan putaran dari mesin ke unit Transmisi. Dengan adanya kopling maka jalan kendaraan akan menjadi lembut dan tidak adanya kejutan mendadak pada kendaraan saat kendaraan pindah gigi perseneling. Kopling adalah bagian sistem pemindah tenaga yang sangat sederhana namun perannya sangat penting dalam sistem pemindah tenaga.
Tanpa adanya kopling kita bisa membayangkan kendaraan tidak dapat berjalan dengan lembut dan sering terjadi hentakan saat mobil di akselerasi dan memungkinkan cepat rusak / rompalnya gigi transmisi saat memindah perseneling.
Komponen komponen kopling pada mobil :
1.            sistem mekanisme penggerak
2.            release fork
3.            release bearing
4.            pegas diafragma (pegas coil)
5.            plat penekan (pressure plate)
6.            plat kopling (clutch disc)
MEKANISME PENGGERAK
Pada kendaraan mobil mekanisme penggerak ini berfungsi untuk menyalurkan gaya dari pedal kopling untuk menggerakkan release fork agar release fork menekan release bearing.
Umumnya mekanisme penggerak yang digunakan adalah mekanisme penggerak yang menggunakan kabel dan menggunakan sistem hidraulis.
Mekanisme Penggerak Dengan Kabel :
Seperti telah dijelaskan di atas kopling berfungsi untuk memutus dan menghubungkan penyaluran tenaga mesin ke roda penggerak. Untuk mengoperasikan fungsi tersebut, pada kendaraan ada dua macam yaitu sistem mekanik dan sistem hidrolik. Sistem mekanik untuk memindahkan tenaga kaki melalui pedal kopling disalurkan kabel baja ke pengungkit (Throwout lever).
Mekanisme Penggerak Dengan Sistem Hidraulis
Sistem ini untuk menggerakkan release fork digunakan sistem hidraulis, saat pedal kopling di injak piston pada master silinder akan tertekan dan piston ini akan menekan fluida sehingga fluida akan mengalir melalui fleksibel house dan pada bagian bawah terdapat release silinder yang juga berisi sebuah piston, saat aliran fluida sampai pada bagian ini maka piston pada release silinder akan tertekan oleh fluida sehingga piston akan mendorong / menekan release fork.
RELEASE FORK
Release fork memiliki fungsi yaitu menekan release bearing sehingga release bearing akan menekan pegas diafragma / pegas coil.
Release Bearing
Release bearing berfungsi untuk menekan pegasi diafragma / pegas coil sehingga plat penekan tidak kembali menekan plat kopling ke flywheel sehingga aliran tenaga / putaran dari mesin melalui flywheel tidak dapat diteruskan ke transmisi.
Clutch Cover (Rumah Kopling)
Clutch Cover ini terikat dengan flywheel sehingga saat flywheel berputar clutch cover juga akan berputar. Clutch cover ini juga harus dapat memindahkan panas dengan maksimal agar tidak terjadi over heating pada komponen kopling.
Tipe Tipe Clutch Cover
1. Menggunakan Pegas Coil :
Tipe ini mempunyai keuntungan :
Ø Penekanan terhadap plat kopling lebih kuat.
Kerugian :
Ø  Membutuhkan tenaga yang besar untuk menekan pedal kopling.
Ø  Kontruksi rumit sehingga harganya mahal.
Ø  Kekuatan penekanan akan berkurang saat putaran tinggi / karena gaya sentrifugal yang tinggi.
2. Menggunakan Pegas Diafragma
Tipe ini mempunyai keuntungan :
Ø Tenaga penekanan pedal kopling lebih ringan.
Ø Penekanan terhadap plat kopling lebih merata.
Ø Tenaga pegas tidak akan berkurang karena gaya sentrifugal saat kecepatan tinggi.
Kerugian :
Ø Penekanan terhadap plat kopling lebih kecil
PLAT KOPLING (CLUTCH DISC)
Plat kopling perannya sangat vital dalam sistem kopling. Plat kopling ini berfungsi untuk menghubungkan putaran mesin dari flywheel ke unit transmisi saat plat kopling ini tertekan oleh plat penekan dan berfungsi memutuskan aliran tenaga saat plat penekan tidak kembali menekan plat kopling. Dalam plat kopling terdapat clutch hub yang akan dihubungkan dengan input shaft transmisi. 
Disc Plate                                 Rivet (Paku Keling)
                   Cushion                                   Facing                
Gb. Penampang Plat Kopling Dari Samping
PEMERIKSAAN UNIT TRANSMISI
Pemeriksaan Unit Pegas  Diafragma :
Pemeriksaan unit diafragma adalah meliputi kedalaman diafragma dan lebar bekas gesekan release bearing. Pemeriksaan ini dilakukan dengan alat ukur jangka sorong. Ukur kedalaman pegas diafragma dengan limit (batas maksimum yang harus diganti) 0,6 mm dan ukur lebar bekas gesekan release bearing pada masing-masing pegas diafragma dengan batas maksimal 5 mm. Jika sudah melebihi ganti dengan komponen yang baru sesuai dengan manual book.
Pengukuran keausan kerataan plat penekan
Untuk mengukur run out / kerataan plat penekan dibutuhkan alat yaitu mistar baja dan fuller gauge ukur kerataan sesuai dengan gambar di atas, masukkan fuller gauge di sela-sela mistar baja dan plat penekan dengan batas keausan maksimum adalah 0,5 mm. Jika telah melewati batas maksimum ratakan dengan mesin bubut atau mengganti suku cadangnya sesuai manual book. Hal yang diakibatkan apabila plat penekan aus adalah tekanan ke plat kopling menjadi berkurang dan bisa mengakibatkan plat kopling cepat aus.
Pemeriksaan Ketebalan Plat Kopling
Pengukuran ketebalan plat kopling dilakukan seperti gambar di atas dengan menggunakan jangka sorong, pengukuran dilakukan berdasarkan kedalaman plat kopling terhadap paku keeling (rivet). Batas maksimum yang diperbolehkan adalah 0,3 mm. Jika telah melampaui batas maksimum gantilah plat kopling dengan yang baru.
Pemeriksaan Kerataan Flywheel

Pemeriksaan bisa dilakukan dengan dial gauge bila ada bila tidak ada bisa menggunakan cara seperti mengukur kerataan plat penekan dengan batas maksimum 0,2 mm
 
Sumber:
 http://tkrwonoasri.blogspot.com/2013/12/sistem-kopling-manual-clutch-system.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar